Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia dan Program Studi Ilmu Hukum Fakultas SYariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Gelar Bedah Buku "Mengenal Lebih Dekat Sosok Prof. Drs. KH Yudian Wahyudi"

Pada tanggal 12 APril 2021,Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia dan Program Studi Ilmu Hukum Fakultas SYariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Gelar Bedah Buku "Mengenal Lebih Dekat Sosok Prof. Drs. KH Yudian Wahyudi". Beberapa Dosen dan Mahasiswa menjadi panitia dalam acara tersebut. Jihan Nadia Salsabila mahasiswa Ilmu Hukum yang bertindak sebagai qori'. Sintia Kurniawati mahasiswa Ilmu Hukum yang bertindak sebagai MC. Beberapa Dosen Ilmu Hukum juga terlibat dalam kepanitiaan acara tersebut, seperti Prof. Drs. H. Makhrus, SH., M.Hum, Dr. Ahmad Bahiej, M.Hum., Faiq Tobroni, MH., Khoirul Anam, S.H.I., M.S.I., dan Ach Tahir, SH., LL.M., MA.

Acara yang kurang lebih dimulai pukul 09.30 WIB ini, secara luring di gelar di gedung Convention Hall UIN Suka dan secara daring diikuti kurang lebih mencapai sekitar 347 partisipan.
Acara di pandu oleh Sintia Kurniawati selaku pembawa acara. Adapun runtutan acara pada agenda kali ini, yakni; (1) Pembukaan, (2) Pembacaan ayat suci Al-Qur'an, (3) Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Himne UIN Sunan Kalijaga, (4) Sambutan-Sambutan dan (5) Penutup.
Setelah di buka, pembacaan ayat suci Al- Qur'an dibacakan oleh Jihan Nabila Salasabila, mahasiswa Prodi Ilmu Hukum (IH) UIN Suka. Berikutnya para hadirin turut serta menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Himne UIN Sunan Kalijaga.
Dekan FSH, Prof. Makhrus mengawali pembukaan sambutan acara di teruskan oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, yakni Prof Al-Makin, dan Ketua BPIP itu sendiri, yakni Prof. Yudian Wahyudi. Lalu sesudahnya diikuti paparan-paparan dari para narasumber.
Pada acara selanjutnya, moderator di ambil alih oleh Achmad Uzair, S.I.P, M.A., PhD yang notabene Staf BPIP langsung memandu inti acara yakni bedah buku "mengenal lebih dekat sosok dan pemikiran Kepala BPIP RI".
dilanjutkan kepada para narasumber acara, pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Saidurahman, M.Ag., selaku Rektor UIN Sumut 2016-2020. Ditandaskan oleh beliau dengan menyimpulkan bahwa Prof. Yudian adalah sosok mujadid. "Prof. Yudian ialah sosok luar biasa yang mempunyai karakter berpikir di antaranya mampu mengharmonisasi antara wahyu dan akal, menjembatani antara idealitas dan realitas, serta sosok yang yang mampu merespon terhadap modernitas tanpa meninggalkan turast", tambahnya.
Berikutnya ke pembaca kedua, yakni Prof. Dr. Fauzul Iman, M.A., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Banten. "Pernyataan Prof. Yudian ini acap kontroversial tapi lumrah karena yang disampaikan itu harus dimaknai tidak berada di ruang hampa dan memang sosok yang unik dimana pemikiran Pancasila itu ‘musuh’ agama itu jangan dibesar-besarkan", tegasnya. Bagi Prof. Yudian, itu sesungguhnya bahwa beliau tidak ingin melihat situasi yang makin dikeruhkan oleh sesuatu yang selama ini disakralkan. Oleh karena itu, di sini Pak Yudian sejatinya tidak ingin menghajar agama, namun lebih ke arah menyentil pembelot-pembelot agama yang radikal. Prof. Yudian di sini menurut saya justru meluruskan orang-orang yang sangat mendominasi. Pada akhirnya, beliau meringkas bahwa Prof. Yudian itu sejatinya memang pejuang Pancasila era kontemporer, seronoknya yang terasa panjang.
Dilanjutkan pembicara ke 3, Dr. K.H Agus Moh. Najib, M.Ag., Dekan FSH UIN Suka periode 2016-2020. Beliau menandaskan bahwa dalam beragama harus punya teologi yang moderat. "Dalam konteks ini saya melihat bahwa sosok Prof. Yudian itu adalah sosok Mujadid ilmiah dan penafsir Islam Kontemporer. Kalau belajar dari Prof. Yudian itu beliau bisa melihat dari berbagai sisi, dan beliau juga menekankan rasa humanisme yang kuat", tandasnya.
Setelah itu, Pembicara ke 4 merupakan Staf Ahli di MPR, Syaiful Arief, S.H., M.H., selain itu juga sebagai Direktur Pusat Studi Pemikiran Pancasila. Dalam ihwal Ini, beliau menceritakan hasil penelitiannya selama kurun masa kurang lebih setahun dalam kaitannya dengan Prof. Yudian terkait agama dan Pancasila. Narasumber di sini menyatakan bahwa beliau ini terkadang pernyataannya kontroversial karena akar pemikiran beliau tidak dipahami. Ihwal ini pantas dimaklumi mengingat beliau sebagai intelektual islam, pemikir Pancasila dan ahli maqasid syariah. Oleh karena itu, inti dari pernyataan beliau adalah keselarasan antara agama dan Pancasila. Kita harus bisa memafhumi pembicaran beliau dalam konteks Islam dan Pancasila.
Dan pada akhirnya penutup acara ini diakhiri dengan sesi tanya-jawab antara peserta dan narasumber baik luring maupun secara daring.